Amati percakapan dua orang siswa, Toman dan Rizky, yang sedang bermain tebak-tebakan berikut
Toman : “Riz, coba jawab pertanyaanku. Siapakah presiden pertama Republik Indonesia?”
Rizky : “Itu sih pertanyaan mudah, Tom. Presiden pertama Republik
Indonesia adalah Ir. Soekarno.”
Toman : “Betul.”
Rizky : “Sekarang giliranku. Siapakah pencipta lagu Indonesia Raya?”
Toman : “Pencipta lagu Indonesia Raya adalah Kusbini.”
Rizky : “Jawabanmu salah, Tom. Coba kalau matematika. Kamu kan jago
matematika. Suatu bilangan jika dikalikan dua kemudian dikurangi tiga menghasilkan tujuh. Bilangan berapakah itu?”
Toman : “Ehm, sebentar Riz. Bilangan yang kamu maksud adalah 5, bukan? Lima dikali dua kemudian dikurangi tiga sama dengan tujuh. Benar kan? Sekarang giliranku. Suatu bilangan jika dikalikan oleh dua pertiga kemudian
dikurangi oleh dua kalinya dan dikurangi satu sama dengan tujuh. Bilangan berapakah itu?”
Rizky : “Aduh, susah banget sih. Saya tebak bilangan yang kamu maksud adalah enam. Enam dikali dua pertiga kemudian dikurangi oleh dua kali enam dan dikurangi satu hasilnya tujuh. Bagaimana, tebakanku benar kan?”
Toman : “Hampir benar. Jawaban yang benar adalah negatif enam.”
Rizky : “Halah, kurang negatif saja. He he he.”
Perhatikan kalimat-kalimat dalam percakapan Toman dan Rizky di atas.
Kalimat kalimat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok sebagai
berikut.
Kalimat yang tidak dapat dinilai kebenarannya, yaitu:
- Siapakah presiden pertama Republik Indonesia?
- Siapakah pencipta lagu Indonesia Raya?
- Suatu bilangan jika dikalikan dua kemudian dikurangi tiga menghasilkan tujuh.
- Suatu bilangan jika dikalikan oleh dua pertiga kemudian dikurangi oleh dua kalinya dan dikurangi satu sama dengan tujuh.